Mensyukuri Nikmat Allah ta’ala dengan Mengingat Kematian
Mensyukuri Nikmat Allah ta’ala dengan Mengingat Kematian
Oleh : Abu Salma bin Rosyid
Malam jum’at tanggal 18 April 2008 pelajaran kami memasuki kitabul Janaiz (kitab Jenazah), Ustadz Sanin Hasanudin memulai membaca hadits pertama dari bab tersebut pada kitab Bulughul Marram.
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صل الله عليه وسلم : اكثروا ذكر هاذم اللذات : الموت. رواه الترمذي والنسائى وصححه ابن حبان
Dari
Abu Huroiroh Semoga Allah ta’ala meridhoinya, dia berkata : Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Perbanyaklah engkau menyebut
pelebur kelezatan yaitu mati. (HR. Tirmidzi dan Nasai dan di shahihkan
oleh Ibnu Hibban)
Saya
memohon kepada Allah ta’ala penjelasan Ustadz senantiasa bermakna di
dalam jiwa ini, saya berharap Allah ta’ala mudahkan kepada hambanya ini
mengingat dan mengamalkan penjelasan dan faedah-faedah hadits ini.
Berikut ini
beberapa pelajaran yang mampu kami tulis kembali, semoga bermanfaat
bagi kita sekalian, sehingga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan
oleh Allah ta’ala mempersiapkan bekal pada kehidupan yang selamanya.
Kaum Muslimin semoga Allah ta’ala merahmati kita sekalian.
al Maut itu tidak fana (lenyap), Al maut, kematian itu intiqolu ruh min ‘alamin ila ‘alamin akhor.
maut itu proses perpindahan ruh dari satu alam ke alam yang lain, maut
itu perpindahan ruh, berpisahnya ruh dari badan kita. Itulah yang
namanya maut.
Allah ta’ala berfirman dalam surat Azzumar 42,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا
Allah yang mematikan jiwa ketika matinya.
Berdasarkan
ayat-ayat al-Qur’an dan riwayat-riwayat bahwa ruh itu tetap ada hidup
selamanya, maka kita yang telah ditakdirkan oleh Allah ta’ala menjadi
hidup sebagai manusia akan tetap terus hidup menjadi manusia, kita tidak
bisa berubah menjadi batu. Kehidupan kita ini akan berlanjut dan akan
diminta pertanggung jawabannya oleh Allah ta’ala. Oleh karena itu
bersiap-siaplah menghadapi kematian dan kehidupan yang abadi di akhirat.
Sungguh
barang siapa yang dimatikan dalam keadaan tidak mentaati Allah ta’ala
bahkan sebaliknya bermaksiat kepada-Nya dan ditakdirkan celaka maka akan
selalu celaka untuk selama-lamanya.
Kita
sudah tidak bisa menghindar dari menjadi manusia. Kita akan dimintai
pertanggung jawaban. Kita akan dituntut dengan amalan-amalan kita. Oleh
karena itu penulis kitab Bulughul Marram yaitu Ibnu Hajar mengawali
kitab janaiz ini dengan hadits ini untuk mengingatkan kaum muslimin dari
kematian.
Diantara faedah hadits yang dijelaskan oleh Ustadz adalah :
-
Al Maut itu merupakan pemutus kelezatan kehidupan dunia dari manusia, dengan maut itu manusia akan berpindah dari kehidupan dunia ke akhirat, kalau dia termasuk hamba yang sholih, kelezatan dunia itu akan diganti oleh Allah ta’ala dengan kelezatan akhirat yang jauh lebih nikmat. Akan tetapi jika dia adalah orang yang jelek kelezatan dunia itu akan diganti dengan kesengsaraan akhirat yang sangat pedih yang kepediahannya itu tidak dapat dibayangkan oleh manusia yang hidup di dunia ini (semoga Allah ta’ala melindungi kita dari yang demikian).
Sungguh
apabila sejelek-jelak manusia yang ada di dunia ini mati, dimasukkan di
akhirat dan di adzab maka dia akan merasakan penderitaan yang ia
rasakan di dunia itu sebagai surga, karena apa ? karena besar dan
pedihnya kesengsaraan di akhirat. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wasallam memerintahkan kita dengan banyak-banyak mengingat
kematian. Agar kita mempersiapkan bekal untuk perjalanan yang sangat
panjang. Agar kelezatan dunia itu tidak berganti dengan kesengsaraan di
akhirat namun kelezatan di dunia ini akan diganti oleh Allah ta’ala
dengan kelezatan di akhirat yang abadi.
-
Mengingat kematian itu merupakan penasehat terbesar bagi manusia, maka marilah kita menjadikan mati sebagai penasehat terbaik bagi kita. Dia, kematian adalah sebesar-besar pengingat manusia dari panjangnya angan-angan dan tertipu dari kehidupan dunia. Marilah kita senantiasa mengingat bahwa kita itu pasti akan mati. Sudahkah kita siap untuk mati ? Punya bekal berapa kita ? Jika di sini di dunia ini, kita akan pergi selama dua hari saja, mungkin kita akan mempersiapkan bekal selama satu bulan. Terus bagaimana dengan kita yang akan pergi untuk selama-lamanya, apa dan berapakah bekal kita ?.
Namun,
kita harus bersyukur kepada Allah ta’ala yang Maha Penyayang, Allah
ta’ala memberi kita waktu yang sangat singkat di dunia ini namun waktu
yang sangat singkat itu dapat digunakan untuk mencari dan mempersiapkan
bekal bagi kehidupan kita yang selama-lamanya di akhirat. Sayang seribu
sayang diantara manusia banyak yang lalai tidak sadar bahwa nanti akan
hidup abadi, akan hidup hakiki selama-lamanya. Di antara manusia, mereka
ada yang memilih kehidupan dunia yang singkat.
Oleh
karena itu dengan mengingat mati, manusia diingatkan agar tidak lalai
terhadap kehidupan yang abadi nanti. Dengan mengingat kematian, akan
muncul pada jiwa manusia kesadaran untuk melakukan ketaatan. Dengan
mengingat kematian, manusia akan senantiasa sadar ingat mempersiapkan
bekal bagi kehidupan yang sangat panjang dan abadi. Oleh karena itulah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menganjurkan kita untuk
banyak-banyak mengingat mati.
Kaum Muslimin,
kenapa ? kenapa kita tidak dapat sabar sejenak untuk menyambut
kehidupan yang abadi, sabar dengan taat kepada Allah ta’ala. Kenapa,
kenapa kita tidak dapat sabar untuk menghadapi kehidupan yang panjang.
Kenapa dalam kehidupan yang pendek (di dunia) ini angan-angan kita
terlalu panjang.
Karena
itu orang yang cerdas menurut ibnu mas’ud adalah orang yang paling
banyak mengingat mati dan orang yang paling bagus menyiapkan bekal untuk
menghadapi kematian.
Sedangkan
orang yang bodoh itu adalah orang yang lalai terhadap kematian dan
tidak menyiapkan untuk kehidupan akhirat, orang bodoh itu mereka adalah
ahlu dunia, mereka sangat bodoh, orang yang melalaikan kehidupan yang
sangat panjang dan kenikmatan yang tiada taranya, memilih dan
mengutamakan kenikmatan dunia yang sangat pendek dan bercampur dengan
segala kesusahan. Itu semua merupakan tipuan dan godaan syaithon, maka
bersabarlah dan terus berupaya mempersiapkan kematian yang akan dilalui
selama-lamanya dengan meninggalkan kemaksiatan dan melakukan kethaatan
kepada Allah ta’ala.
Demikian
pembaca yang budiman sebagian pelajaran yang dapat saya ambil dan saya
tuliskan dari penjelasan Ustadz Sanin terhadap hadit Abu Huroriroh pada
kitab Janaiz di Bulughul Maram, Semoga Allah ta’ala mematikan kita di
atas Islam dan sunnah, semoga Allah ta’ala mematikan kita di atas Islam
dan sunnah, semoga Allah ta’ala mematikan kita di atas Islam dan sunnah,
amin,amin, amain ya Rabbal ‘alamin.
Hanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :
BalasHapusBonus New Member 20%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 300.000,-
* TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Di Berikan Di Depan
* Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw
Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 100.000,-
* TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Diberikan Di Depan
Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!